Setelah kami tiba di Surabaya kami mencari taksi untuk mengantar kami ke Malang. Setelah itu
Setelah menjalani semua perjalanan tersebut pada hari selanjutnya kami pergi ke stasiun kereta tetapi karena keretanya masih agak lama tiba di malang jadi kami jalan-jalan ke sekitar stasiun tersebut di sana terdapat patung singa yang lumayan bagus untuk dijadikan kenangan.
Yah, entah kenapa setiap foto yang diambil ada yang memejamkan mata. Ketika naik kereta kami kena sial karena ada rel yang sedang perbaikan sehingga yang seharusnya perjalanan kereta 4 jam menjadi 8 jam perjalanan yang sangat melelahkan. ketika sampai di jogja kakak saya yang sudah lama tinggal di jawa dan sering keliling di jogja menyarankan hotel. Dia bilang itu adalah hotel harga murah dengan kualitas bagus, ternyata ..... yah tahu sendirilah. Pagi harinya kami keliling Malioboro.
Mungkin pagi hari malioboro terlihat biasa saja dan pasar beringharjo adalah tempat nomor 1 untuk dikunjungi orang-orang. Namun pada malam hari semuanya terlihat berbeda, jalanan full dengan manusia, becak berada dimana-mana, bencong bermunculan, Angkringan dimana-mana, orang-orang menjual bir di tepi-tepi jalan. Malioboro terlihat seperti tempat koplo terbuka XD.
Tak berhenti disitu kami lanjut perjalanan ke borobudur, seperti yang kalian pikirkan disana sangat banyak bule(turis asing) namun lucunya ada orang bule yang tak tahu cara memakai kamera, ketika kami meminta tolong untuk foto ia menjawab ok ketika kami sudah berpose kami bertanya apakah sudah? dia menjawab yes-yes dia pun langsung cabut tenyata dia tidak mengambil foto apapun dan ternyata yang dipencetnya adalah tombol untuk mengganti cara memfoto.
Tak tanggung-tanggung kami langsung berangkat ke candi Prambanan. Di setiap candi tersebut terdapat patung-patung yang saya sudah lupa.
Menurut saya prambanan terlihat lebih bagus daripada candi borobudur, tapi yah.. setiap candi pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dan saat itu kekurangan yang dimiliki oleh prambanan hanya satu yaitu sedang dalam rekonstruksi karena gempa dan bertepatan saat itu rumah saya kemalingan.
Sebenarnya perjalanan masih berlanjut ke keraton dan makam-makam
yang ada disana dan pohon kembar yang mitosnya jika pasangan melewati pohon
tersebut dengan tutup mata maka hubungannya akan langgeng namun sepertinya
cukup disini karena foto-nya sudah pada hilang jadi saya
memutuskan langsung ke akhirnya. Yaitu kami berangkat ke Kediri, Pare untuk
mengunjungi nenek dan saudara-saudara ibu saya yang tinggal disana. Setelah
beberapa hari di Kediri kami langsung mulai menyiapkan barang-barang untuk ke
bandara dan balik ke Kaltim.
No comments:
Post a Comment