Chain Trip

      Jadi liburan yang paling saya ingat adalah liburan saya dengan keluarga ke jogja dan lain-lain. Awal mula dari liburan ini adalah karena suasana hati ayah saya yang sedang baik, mungkin ia mengajak kami karena kakak saya baru saja lulus ke universitas yang bagus yang membuat ia merasa bangga menjadi orang tua. Saat itu saya masih kelas 8 naik ke kelas 9 SMP dan saat itu waktu liburan yang diberikan ke siswa lumayan panjang. Ayah saya pun memesan tiket pesawat, ketika di bandara saya merasa sakit perut ingin ke toilet namun di tempat check-in tidak ada toilet disitulah ketegangan dimulai. Saya merinding karena saking kebeletnya mau ke toilet lalu seketika saya ingat jika saya membawa obat entrostop, saya pun langsung meminum obat tersebut ternyata efeknya tak lama ketika saya sudah dipesawat rasa sakit perut saya tambah menggila. Saya sampai  menjadi perhatian orang-orang karena saya bolak-balik dari kursi saya 3 kali(toilet di belakang selalu dipakai ketika saya beranjak dari kursi) akhirnya saya pun terpaksa ke toilet depan yang bisa dibilang jauh dari kursi saya.

      Setelah kami tiba di Surabaya kami mencari taksi untuk mengantar kami ke Malang. Setelah itu
kami mencari hotel untuk beberapa hari. besok harinya kami mencari hotel lain yang berada dekat alun-alun Malang dan juga bersiap-siap menyambut bulan ramadhan. Besoknya ketika maghrib kami mencari tempat makan terdekat untuk berbuka, kami langsung duduk ketika menemukan tempat kosong ternyata tempat itu sudah di booking orang lain. kami pun terpaksa minggat dan mencari tempat lain, Alhamdulillah kami dapat tempat makan yang uenak. Lalu ketika subuh kami sholat di masjid agung. Di Malang selain cuma ke masjid agung dan alun-alun kami juga pergi ke kota terdekat yaitu Kota Batu di sana terdapat museum angkut dan kami juga pergi ke coban rondo.
      Setelah menjalani semua perjalanan tersebut pada hari selanjutnya kami pergi ke stasiun kereta tetapi karena keretanya masih agak lama tiba di malang jadi kami jalan-jalan ke sekitar stasiun tersebut di sana terdapat patung singa yang lumayan bagus untuk dijadikan kenangan.


      Yah, entah kenapa setiap foto yang diambil ada yang memejamkan mata. Ketika naik kereta kami kena sial karena ada rel yang sedang perbaikan sehingga yang seharusnya perjalanan kereta 4 jam menjadi 8 jam perjalanan yang sangat melelahkan. ketika sampai di jogja kakak saya yang sudah lama tinggal di jawa dan sering keliling di jogja menyarankan hotel. Dia bilang itu adalah hotel harga murah dengan kualitas bagus, ternyata ..... yah tahu sendirilah. Pagi harinya kami keliling Malioboro.

      Mungkin  pagi hari malioboro terlihat biasa saja dan pasar beringharjo adalah tempat nomor 1 untuk dikunjungi orang-orang. Namun pada malam hari semuanya terlihat berbeda, jalanan full dengan manusia, becak berada dimana-mana, bencong bermunculan, Angkringan dimana-mana, orang-orang menjual bir di tepi-tepi jalan. Malioboro terlihat seperti tempat koplo terbuka XD.
Tak berhenti disitu kami lanjut perjalanan ke borobudur, seperti yang kalian pikirkan disana sangat banyak bule(turis asing) namun lucunya ada orang bule yang tak tahu cara memakai kamera, ketika kami meminta tolong untuk foto ia menjawab ok ketika kami sudah berpose kami bertanya apakah sudah? dia menjawab yes-yes dia pun langsung cabut tenyata dia tidak mengambil foto apapun dan ternyata yang dipencetnya adalah tombol untuk mengganti cara memfoto.

      Tak tanggung-tanggung kami langsung berangkat ke candi Prambanan. Di setiap candi tersebut terdapat patung-patung yang saya sudah lupa.

      Menurut saya prambanan terlihat lebih bagus daripada candi borobudur, tapi yah.. setiap candi pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dan saat itu kekurangan yang dimiliki oleh prambanan hanya satu yaitu sedang dalam rekonstruksi karena gempa dan bertepatan saat itu rumah saya kemalingan.

      Sebenarnya perjalanan masih berlanjut ke keraton dan makam-makam yang ada disana dan pohon kembar yang mitosnya jika pasangan melewati pohon tersebut dengan tutup mata maka hubungannya akan langgeng namun sepertinya cukup disini karena foto-nya sudah pada hilang jadi saya memutuskan langsung ke akhirnya. Yaitu kami berangkat ke Kediri, Pare untuk mengunjungi nenek dan saudara-saudara ibu saya yang tinggal disana. Setelah beberapa hari di Kediri kami langsung mulai menyiapkan barang-barang untuk ke bandara dan balik ke Kaltim. 

No comments:

Post a Comment

Pemerintah Percaya Kaltim Maju Tanpa Pertambangan

DEBAT VI Muhammad Tirta Kurniawan X MIPA 4 Pada hari Jumat, 20 April 2018, kelas X MIPA 4 melanjutkan  debatnya untuk yang k...